oleh Naptali Yasinta pada 22 November 2010 jam 19:27
"de, .. De , selamat ulangtahun .." bisik seraut wajah tampan tepat di hadapanku.
"hmm..."aku yg sdg lelap hanya memicingkan mata dan t.tidur kembali setelah menunggu sekian detik tak ada kata lain yg t.lontar dari bibir suamiku dan tak ada sodoran kado di hadapanku.
Shubuh ini usiaku 24 th. Ulang thn pertama sejak pernikahanku . Nothing special. Sejak bangun aku cuma diam kecewa, tak ada kado, tak ada black forest , tak ada setangkai mawar , seperti mimpiku semalam ..
Malas aku beranjak ke kamar mandi. Shlat shubuh kami ber.2 seperti biasa, kuraih lengan suamiku, dan selalu ia mengecup kening , pipi, terakhir bibirku .
Setelah itu diam. Tibatiba hari ini aku merasa bukan apaapa, padahal ini hari istimewaku. Org yg aku harapkan akan memperlakukanku seperti putri hari ini, hanya memandangku.
Alat shlat kubereskan dan aku kembali berbaring di kasur tanpa dipanku. Memejamkan mata, meghibur diri, dan mengucapkan "happy birthday to me .. Happy birthday to me ..." bisik hatiku perih.
Tibatiba, aku terisak . Entah mengapa, aku sedih di hari ulang tahunku .
Kini aku sudah menikah, terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih dari ini.
Aku berhak punya suami mapan, yang bisa mengantarku kemanamana dg kendaraannya.
Bisa membelikan blackforest, bisa membelikan aku gamis saat aku hamil begini, bisa mengajakku menginap di sebuah resort di malam dan hari ulang tahunku.
Bukannya aku yang harus sering kelur uang untuk segala kebutuhan, karena memang penghasilanku lebih besar .
Sampai kapan aku harus bersabar, sementara itu bukanlah kewajibanku ...
"de ... Ade kenapa ?" tanya suamiku dg nada bingung dan khawatir .
Aku menggeleng dg mata terpejam. Lalu membuka mata. Matanya tepat menancap di mataku . Di tangannya tergenggam sebuah bungkusan warna merah jambu .
Ada tatapan rasa bersalah dan malu di matanya. Sementara bungkusan itu enggan disodorkannya kepadaku.
"selamat ulang tahun ya De ..."bisiknya lirih.
"sebenernya aku mau bangunin kamu semalam, dan ngasih kado ini.. Tapi kamu capek banget ya kayanya ?"ucapnya takuttakut.
Aku mencoba tersenyum. Dia menyodorkan bungkusan manis merah jambu itu.
Darimana dia belajar membungkus kado seperti ini? Batinku sedikit terhibur . Aku buka perlahan bungkusnya, sambil menatap lekat matanya.
Ada air yang menggenang ..
"maaf ya de, aku cuma bisa ngasih ìni . Nnng..nggak bagus ya de ?" ucapnya terbata. Matanya dihujamkan ke lantai .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar